https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/issue/feed Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia 2024-02-29T02:49:39+00:00 Open Journal Systems <p><span data-sheets-value="{&quot;1&quot;:2,&quot;2&quot;:&quot;Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia&quot;}" data-sheets-userformat="{&quot;2&quot;:513,&quot;3&quot;:{&quot;1&quot;:0},&quot;12&quot;:0}">Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia</span></p> <p><strong>Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia</strong> merupakan jurnal online open akses enam bulanan yang diterbitkan oleh Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo. Jurnal ini fokus untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan pemikiran di bidang Kehutanan. Hasil Penelitian kehutanan yang dipublikasikan dalam jurnal ini mencakup bidang Manajemen Hutan, Sosial Ekonomi Kehutanan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Teknologi Pemanfaatan Hasil Hutan, Silvikultur dan Konservasi Sumberdaya Hutan</p> <p> </p> <table class="data" width="457" bgcolor="#E3F7F1"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="30%">Publication Schedule</td> <td width="80%"><strong>: Periode Juli, Desember<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">Language</td> <td width="80%"><strong>: English, Indonesia<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">Frequency</td> <td width="80%"><strong>: 6 Bulanan</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">e-ISSN</td> <td width="80%"><strong>: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1594007098&amp;1&amp;&amp;">2723-1909</a></strong><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1594007098&amp;1&amp;&amp;"> </a><strong>(media online)<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">Indexing</td> <td width="80%"><strong>: <a href="https://scholar.google.com/citations?user=Idf4wGEAAAAJ&amp;hl=id" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a><br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">Editor-in-chief</td> <td width="80%"><strong>: Dr. Zakiah Uslinawaty, S.Hut, M.Si<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">Akreditasi</td> <td width="80%"><strong>: Sinta 5 SK NOMOR 225/E/KPT/2022 :<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">Publisher</td> <td width="80%"><strong>: Jurusan Kehutanan FHIL UHO<br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%">DOI</td> <td width="80%"><strong>: DOI: <a id="pub-id::doi" href="http://dx.doi.org/10.33772/jc.v2i2">http://dx.doi.org/10.33772/jc.v2i2</a></strong></td> </tr> </tbody> </table> https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/28 PENGELOLAAN PERSEMAIAN TANAMAN RAKYAT UNTUK MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN JENIS TANAMAN DI LAHAN PEKARANGAN 2023-10-17T08:10:13+00:00 Faldo Titus Nugroho ftitusn@gmail.com Gunardi Djoko Winarno gundowino@gmail.com Rahmat Safe'I rahmat.safei@fp.unila.ac.id Afif Bintoro afif.bintoro@fp.unila.ac.id <p>Persemaian adalah tempat yang dalam memproses benih atau bahan lain dari tanaman menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Di Desa Tegalyoso, Lampung Timur, khususnya dusun IV, terdapat dua fasilitas penting yang berkontribusi dalam penyediaan bibit tanaman, yaitu Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dan komposisi benih/bibit, menganlisis pengelolaan persemaian, menganalisis pemanfaatan persemaian. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara mendalam. Data primer diperoleh melalui wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, artikel, dan sumber lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persemaian KBR di Desa Tegalyoso memiliki tiga jenis tanaman utama, yaitu Alpukat, Pinang, dan Nangka. Sementara itu, persemaian KWT menanam berbagai jenis tanaman seperti Daun Bawang, Pakcoy, Sawi, Bayam, Terong, Pepaya, Kacang Panjang, Kangkung, dan Timun. Pengelolaan persemaian meliputi beberapa tahapan, seperti pemilihan lokasi, persiapan lahan, penyediaan media tanam, penyemaian benih, penyiraman, pemberian pupuk, pengendalian hama dan penyakit, perawatan rutin. Terdapat perbedaan dalam media tanam, ukuran polybag, dan bahan tiang paranet yang digunakan antara persemaian KBR dan KWT. kesimpulannya, pengelolaan persemaian yang baik dan pemilihan jenis tanaman yang tepat akan memastikan pertumbuhan bibit yang optimal, kuat, dan siap untuk dipindahkan ke area yang lebih luas.</p> 2023-12-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/47 the PERAN GENDER DALAM PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA PUDARIA JAYA KECAMATAN MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN 2023-12-27T23:19:09+00:00 Hafidah Nur Hafidah Nur hafidahnur084@gmail.com Nur Arafah hafidah.nur12@gmail.com sitti Marwah hafidah.nur12@gmail.com Rosmarlinasiah hafidah.nur12@gmail.com La Ode Agus Salim Mando hafidah.nur12@gmail.com <p><span class="s17">Keberadaan hutan di Indonesia memiliki potensi yang besar, baik dari segi ekologis, ekonomi, maupun sosial. Pengelolaan hutan saat ini menerapkan sistem perhutanan sosial, Perhutanan sosial merupakan sistem dalam mengelola hutan secara lestari dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitar hutan. Tujuan perhutanan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya. </span><span class="s17">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran laki-laki dan perempuan dalam alokasi waktu serta peran laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan terhadap pengelolaan hutan kemasyarakatan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pudaria Jaya, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Sampel penelitian ini adalah 55, dari pihak masyarakat Desa Pudria Jaya. Data diolah dalam bentuk tabelulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam alokasi waktu laki-laki memiliki alokasi waktu dalam bekerja sebesar 89,70% dan perempuan sebesar 10,3% sedangkan dalam pengambilan keputusan didominasi oleh laki-laki dengan persetase sebesar 88,66% dan untuk perempuan dengan persentase sebesar 11,34%.</span></p> 2024-01-11T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/38 ANALISIS SIFAT FISIKA MEKANIKA PAPAN LAMINASI KOMBINASI KAYU RAJUMAS BAMBU PETUNG DAN KAYU KEMIRI BAMBU PETUNG 2023-11-07T05:36:08+00:00 Febriana Tri Wulandari febriana.wulandari@unram.ac.id Dini Lestari gundowino@gmail.com Radjali Amin gundowino@gmail.com <p>Pemilihan spesies kayu rajumas, kemiri, dan bambu petung memiliki alasan yang khusus. Rajumas merupakan salah satu kayu lokal NTB yang merupakan kayu dengan berat jenis 0,31- 0,33 sehingga masuk ke kelas kuat IV.&nbsp; Selanjutnya untuk kayu kemiri memiliki berat jenis yang rendah&nbsp; yatu 0,33-0.39.&nbsp; Kayu dengan berat jenis ringan hingga sedang adalah pilihan yang sangat tepat untuk digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan papan laminasi karena memungkinkan penetrasi perekat ke permukaan kayu menjadi lebih mudah terbentuk. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam merancang kontruksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di masa yang akan datang.&nbsp; Rancangan penelitian yang digunakan rancangan non faktorial dengan 2 perlakuan kombinasi dengan 3 ulangan.&nbsp; Sifat fisika dan mekanika kombinasi kayu rajumas dan bambu petung: kerapatan 0,54 gr/cm<sup>3</sup> ; kadar air 14,65%; pengembangan tebal 1,93%; penyusutan tebal 2,72%; MoE 10753,59 kgf/cm<sup>2</sup> ; MoR 326,28 kgf/cm<sup>2</sup> .&nbsp; Sifat fisika dan mekanika kombinasi kayu kemiri dan bambu petung: kerapatan 0,45% ; kadar air 14,50% ; pengembangan tebal 4,15% ; penyusutan tebal 2,34% ; <em>MoE</em> 10953,46 kgf/cm<sup>2</sup> ; <em>MoR</em> 209,01 kgf/cm<sup>2</sup> .Hasil pengujian papan laminasi kombinasi kayu rajumas bambu petung dan kayu kemiri bambu petung tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisika dan mekanika kecuali pada pengujian pengembangan tebal dan <em>Modulus of Rupture (MoR).</em>&nbsp; Peningkatan kelas kuat IV menjadi kelas kuat III setelah dikombinasikan dengan bambu petung menjadi papan lamianasi.&nbsp; Berdasarkan hasil pengujian sifat fisika dan mekanika maka papan laminasi kombinasi kayu rajumas bambu petung dan kayu kemiri bambu petung masuk dalam kelas kuat III dapat digunakan untuk bahan baku konstruksi berat yang terlindungi.</p> 2023-12-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/68 S STRUKTUR VEGETASI MANGROVE DI DESA KOEPISINO, KECAMATAN BONEGUNU, KABUPATEN BUTON UTARA 2024-02-29T02:49:39+00:00 laksananny satya laksanannys@yahoo.com Basrudin Basrudin zakiahuslinawati@gmail.com Sahindomi Bana zakiahuslinawati@gmail.com <p>Penelitian bertjuan untuk mengetahui jenis dan jumlah spesies mangrove di Desa Koepisino Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai bulan Januari 2019. Metode yang digunakan adalah metode transek atau garis berpetak. Penempatan plot pengamatan disesuaikan dengan kondisi lapangan yanbg dimulai dari bagian tepi laut hingga ke arah tepian. Bentuk transek jalur yang digunakan di lapangan,&nbsp; berdasarkan diameter vegetasi, yang selanjutnya dilakukan pengukuran berdasarkan vegetasi hutan mangrove.&nbsp; Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisi vegetasi untuk tanaman mangrove, yang bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas tanaman. Hasil penelitian terdapat 5 (lima) jenis spesies mangrove di Desa Koepisino Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara yaitu <em>Bruguiera gymnorrhyza</em>, <em>Rhizophora stylosa</em>, <em>Heriteria littoralis</em>, <em>Bruguiera parviflora</em>, <em>Sonneratia alba</em> J.E.Smith. Spesies yang sangat berpengaruh terhadap komunitasnya di tingkat semai adalah <em>Bruguiera gymnorrhyza </em>&nbsp;dan <em>Sonneratia alba</em> J.E.Smith, di tingkat pancang <em>Sonneratia alba</em> J.E.Smith, sedangkan di tingkat pohon adalah <em>Bruguiera gymnorrhyza.</em></p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Struktur vegetasi mangrove, kerapatan, frekuensi, dominansi, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman</em></p> 2024-02-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/32 Regenerasi Tanaman Aren Pada Berbagai Kondisi Ekologis Tempat Tumbuhnya di Areal Garapan Kelompok Tani Hutan Karya Makmur III 2023-12-27T07:22:10+00:00 Meyzia Ulfa meyziaulfa01@gmail.com Indriyanto indriyanto.1962@fp.unila.ac.id Ceng Asmarahman ceng_ipk@yahoo.co.id <p><strong><em>Abstract </em></strong><em>:&nbsp; </em><em>Sugar palm plants are one of the non-timber forest products that are widespread throughout Indonesia. This study aims to determine the regeneration of sugar palm and study the ecological conditions where the sugar palm grows in the area cultivated by the Karya Makmur III Forest Farmers Group in Tahura Wan Abdul Rachman. The research method used is the checkered line method with a sampling intensity of 1.5% or as many as 12 measuring plots of a land area of 31.61 ha. The sub-plots were 20 m x 20 m for the old phase, the sub-plots were 10 m x 10 productive for the phase, the sub-plots were 5 m x 5 m for the young phase and the sub-plots were 2 m x 2 m for the seedling and understorey phases. The results showed that the growth rate of sugar palm in the seedling phase (44 individuals/12 plots) was more dominant than the young phases of sugar palm (10 individuals/12 plots), the productive phase (1 individual/12 plots), and the old phase (8 individuals/12 plots). The development of sugar palms in arable areas has generally not been cultivated en masse and farmers still rely on plants that grow naturally</em><em>.&nbsp; </em><em>The conclusion in this study is that the sugar palm plants are spread over the growing area with natural rejuvenation&nbsp; as evidenced by the many sugar palm seedlings found around the palm trees and the ecological conditions in the field affect plant sugar plam plants.</em><em>&nbsp;</em><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Keywords :</em></strong><em> sugar palm plantations, natural regeneration, ecological conditions</em></p> 2024-01-10T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/56 ANALISIS POTENSI KARBON PADA HUTAN MANGROVE DI PESISIR KAWASAN MASJID AL ALAM TELUK KENDARI 2024-01-09T23:42:55+00:00 ikra safitri ikraeni.safitri@yahoo.com RahmaH Dzulhajjah ikraeni.salim@gmail.com Musrim Munazar ikraeni.salim@gmail.com Elsa Damayanti ikraeni.salim@gmail.com Supriatna supriatna ikraeni.salim@gmail.com <p><em>This study aims to determine the morphological basis of carbon storage in mangrove plants, to find out how much carbon storage is according to mangrove vegetation types, and to find out how much total carbon is stored in the Al Alam Mosque Coastal Mangrove Forest Area, Kendari Bay. Data analysis using the approach of determining mangrove tree biomass is calculated using the allometric equation of mangrove trees. The results of this study indicate that the population of mangrove plants as a carbon storage area is spread in the morphology of the roots, stems and leaves under study, namely the stems. The average amount of biomass is 21,100 tons/ha and the average stored carbon gain is 8.96 tons/ha, the type that stores the most carbon is Sonneratia alba with 26.90 tons/ha Biomass and 11.51 tons/ha Carbon and Rhizophora species mucronata Biomass is 20.37 tons/ha and Carbon is 8.96 tons/ha while the least biomass is Bruguiera gymnorhiza with biomass 14.54 tons/ha and carbon 6.40 tons/ha. There are 3 types of mangroves, namely (Sonneratia alba), (Rhizophora mucronata), (Bruguiera gymnorhiza). The total research area is 19.41 ha with a carbon storage gain of 511.1 tons.</em></p> 2024-01-11T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/29 ANALISIS SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINASI KOMBINASI KAYU SENGON BAMBU PETUNG DAN KEMIRI BAMBU PETUNG 2023-10-13T08:18:26+00:00 Febriana Tri Wulandari febriana.wulandari@unram.ac.id Dini Lestari febriana.wulandari@unram.ac Ridjali Amin febriana.wulandari@unram.ac <p>Bambu memiliki berbagai kelebihan seperti harga yang relative murah, cepat tumbuh, memiliki sifat fisika dan mekanika sebanding dengan kayu, dan cocok diaplikasikan dengan teknologi pengolahan yang telah ada. Papan laminasi kombinasi dari kayu dan bambu menjadi pilihan yang menarik dalam pengolahan kayu dan bambu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengujian sifat fisika dan mekanika telah dilakukan pada papan laminasi berbahan baku kayu atau atau bambu saja.&nbsp; Informasi mengenai papan laminasi dengan kombinasi kayu dan non kayu masih sangat terbatas. Papan laminasi dibuat dari kombinasi kayu sengon-bambu petung dan kayu kemiri-bambu petung. Pemilihan kayu sengon dan kemiri sebagai bahan baku karena memiliki berat jenis ringan yaitu 0,4 dan 0,33-0. Kayu dengan berat jenis ringan sampai sedang sangat cocok digunakan sebagai bahan baku papan laminasi terkait penetrasi perekat lebih mudah ke permukaan kayu.&nbsp; Penelitian bertujuan untuk pengaruh kombinasi kayu sengon bambu petung dan kayu kemiri bambu petung&nbsp; terhadap sifat fisika dan mekanika papan laminasi.&nbsp; Metode yang digunakan metode eksperimen dengan rancangan non faktorial dengan 2 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan jenis kombinasi berpengaruh tidak nyata pada pengujian kerapatan, pengembangan tebal, penyusutan tebal dan MoR sedangkan pada pengujian MoE dan kadar air berpengaruh nyata. Pengujian sifat fisika dan mekanika maka papan laminasi kombinasi kayu kemiri dan bambu petung (J2) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan papan laminasi kombinasi kayu sengon dan bambu petung (J1). Berdasarkan hasil pengujian papan laminasi kombinasi kayu kemiri bambu petung dan kayu sengon bambu petung masuk dalam kelas kuat III yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan konstruksi berat yang terlindungi.</p> 2024-01-15T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/54 STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS PENYUSUN VEGETASI RIPARIAN SEKITAR AIR TERJUN MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN 2024-01-08T07:13:16+00:00 Rosmarlinasiah rosmarlinasiah@gmail.com Al Basri rosmarlinasiah@gmail.com Anggi Ardhitya rosmarlinasiah@gmail.com Arista Putri rormarlinasiah.cuma@gmail.com <p>Vegetasi riparian memiliki &nbsp;peranan yang sangat penting dalam &nbsp;menjaga kelestarian fungsi sungai dan perbaikan kualitas air. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi &nbsp;riparian di sekitar Air Terjun Moramo. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Air Terjun Moramo Desa Ulusena Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan.&nbsp; Sampel dalam penelitian ini adalah vegetasi riparian yang tumbuh di sekitar air terjun moramo. &nbsp;Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Struktur dan komposisi jenis vegetasi Riparian di Sekitar Air Terjun Moramo terdapat 22 jenis yang terdistribusi pada 12 famili. Jenis yang mendominasi pada tingkat pohon:<em> Diosphyros pilosanthera</em> (<em>Ebenacceae</em>), <em>Syzygium accuminatissima</em> (<em>Myrtaceae</em>), <em>Artocarpus elasticus (Moraceae), Parinarium corymbosa (Myrtaceae).</em> Pada tingkat tiang: <em>Syzygium accuminatissima (Myrtaceae)</em>, <em>Dillenia cerrata</em> Hoogl (<em>Dilleniaceae</em>). Pada tingkat pancang:<em> Pometia sp</em> (<em>Sapindaceae</em>), <em>Syzygium polycephilum</em> (<em>Myrtaceae</em>), <em>Syzygium acuminatissima</em> (<em>Myrtaceae</em>). Pada tingkatan semai:<em> Pometia sp</em> (<em>Sapindaceae</em>), <em>Dillenia cerrata</em> Hoogl (<em>Dilleniaceae</em>), <em>Syzygium accuminatissima</em> (<em>Myrtaceae</em>), <em>Mallotus philippenensis</em> (<em>Euphorbiaceae</em>).&nbsp; Tingkat keanekaragaman jenis pada ekosistem riparian sekitar air terjun Moramo cenderung meningkat dari semai ke tingkat pohon yakni &nbsp;2.20 – 2.58 dengan kategori keanekaragaman jenis melimpah sedang.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <strong><em>Komposisi dan Struktur</em></strong><strong><em>, Vegetasi, Riparian, Air Terjun Moramo</em></strong></p> 2024-01-11T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/42 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN GAMAL (GLIRICIDIA SEPIUM) DENGAN PELARUT ETANOL DAN METANOL SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI 2023-11-25T05:17:53+00:00 Lalu Busyairi Muhsin lalubusyairi@universitasbumigora.ac.id Baiq Yulia Hasni Pratiwi lalubusyairi@universitasbumigora.ac.id <p><strong>Abstrak</strong>: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 3 juta orang yang bekerja di bidang pertanian keracunan pestisida dan 18.000 di antaranya meninggal setiap tahun. Permasalahan ini tidak lepas dari penggunaan pestisida sintetik dan pada lahan pertanian dan rumah tangga. Mengingat hal tersebut, Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuhan. Salah satu jenis keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia adalah pohon gamal atau Gliricidiasepium. Salah satu hama yang sering menjadi musuh para petani dan masyarakat adalah rayap (Coptotermes curvignathus) karena merupakan hama yang merusak pohon bahkan furnitur. Keuntungan menggunakan pestisida alami adalah penggunaannya cukup mudah dan risikonya lebih kecil dibandingkan menggunakan pestisida berbahan kimia beracun dan korosif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas ekstrak daun gamal sebagai insektisida. Jenis desain penelitian ini adalah post-test only control group design, yaitu penelitian eksperimen sejati dimana setelah sekelompok rayap diberi perlakuan, dalam hal ini pengujian dilakukan dengan cara menyemprotkan ekstrak daun gamal dengan berbagai konsentrasi dan pelarut. Data dianalisis menggunakan analisis probit IBM SPSS versi 22 untuk mendapatkan nilai LC50. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelarut metanol lebih efektif dalam penggunaannya sebagai pelarut dalam ekstraksi daun gamal sebagai insektisida alami</p> 2023-12-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/37 POTENSI DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus) SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) GANTARA KABUPATEN MUNA SULAWESI TENGGARA 2023-11-13T23:48:35+00:00 Nurnaningsih Hamzah nurnaningsih_hamzah@yahoo.com Wa Ode Hastiani Fahidu nurnaningsih_hamzah@yahoo.com Abigael Kabe nurnaningsih_hamzah@yahoo.com <p>Tumbuhan obat merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang dapat menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit, dan memperbaiki organ yang sakit. Waru (<em>Hibiscus tiliaceus</em>) merupakan salah satu tumbuhan herbal yang telah digunakan dalam pengobatan oleh masyarakat sekitar KPH Gantara, Waru (<em>Hibiscus tiliaceus</em>) sebagai obat penurun demam dan mengurangi ketombe pada rambut.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa (fitokimia) daun waru (<em>Hibiscus tiliaceus</em>) di KPH Gantara.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa Daun Waru mengandung alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan terpenoid, sehingga efektif digunakan sebagai obat bagi masyarakat.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Kata Kunci : tumbuhan obat, Waru, KPH Gantara</em></p> 2023-12-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/61 G. gnemon KEANEKARAGAMAN MORFOTIPE EKTOMIKORIZA DAN STRUKTURNYA PADA MELINJO (Gnetum gnemon) DI CAGAR ALAM LAMEDAI, KOLAKA 2024-01-22T05:27:19+00:00 basrudin basrudin basrudin_analalaki@yahoo.com Sahindomi Bana omiesoil@gmail.com Markus basrudina75@gmail.com <p>This research focuses on the diversity of ectomycorrhizal morphotypes and their structures in Melinjo trees (Gnetum gnemon) found in the Lamedai Nature Reserve, Kolaka. The study aims to comprehend the complexity of the symbiotic relationship between Melinjo and ectomycorrhiza, and to identify and analyze the existing variations in ectomycorrhiza morphotypes. Data collection methods include field surveys and morphological microscopic analysis. Melinjo forms five ectomycorrhizal morphotypes with characteristics such as simple white, simple dark gray, tawny monopodial pinnate, dark red irregular pinnate, and fawn irregular pinnate. The simple white morphotype showed a relatively high abundance and a significant species richness index, with a root colonization percentage reaching 33.09%. Ectomycorrhizal diversity in Melinjo was assessed as moderate with an index value of 1.79. It is hoped that the results of this research will provide in-depth insight into the role of ectomycorrhiza in the Melinjo ecosystem in the region, as well as its contribution to the diversity of soil microbiota flora</p> 2023-12-18T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/31 Penentuan Daur Optimal Jati Unggul Nusantara (JUN) di BDH Paliyan KPH Yogyakarta 2023-11-13T07:39:02+00:00 Tatik Suhartati violethaty@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id Nugroho Cahyo Wicaksono cahyowicaksono819@gmail.com Purwadi Purwadi papurdi@gmail.com <p><em>Sustainable forest management requires planning forest management strategies that are based on growth and yield information. This information can be provided, among other things, through growth modeling. Therefore, the management of Jati Unggul Nusantara (JUN), which is the result of breeding Jati Plus Perhutani (JPP) trees, requires information about growth, yield and optimal cycles. The research aims to obtain a diameter growth model, free branch height, estimated volume and optimal volume cycle of JUN. Sampling was carried out using the systematic sampling method with random start. A total of 5 measuring plots were taken in each plot representing ages 3, 5 and 7 years. The parameters observed were diameter at breast height and free branch height. The models used are the Logarithmic Model, Inverse Model, and S Model. Model selection is carried out through model acceptance tests and validation tests. The model chosen to estimate the diameter at chest height of JUN is Model S with the equation Dbh = e(3.358 - 4.270/u). The model chosen to estimate the free branch height of JUN is Model S with the equation Tbc = e( 1,727 +( -3,100) /u. The optimal cycle of JUN in KPH Yogyakarta occurs at the age of 12 years and the volume obtained is 76,648 m3/ha.</em></p> <p><em>Key words : optimal cutting cycle, jati unggul nusantara, growth model</em></p> 2023-12-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia https://celebica.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/55 ANALISIS KELAYAKAN AGROWISATA PANGO–PANGO SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KELURAHAN TOSAPAN, KABUPATEN TANA TORAJA 2024-01-09T07:25:05+00:00 Nur Arafah noer_arafah@yahoo.co.id Lies Indriyani lies.said@gmail.com Edwin Octavan Mapandin octavanedwin@gmail.com La De Ahmaliun lade.a.liun@gmail.com <p>Kawasan Agrowisata Pango-pango terletak di Kelurahan Tosapan Kabupaten Tana Toraja. Kawasan ini memiliki keindahan alam karena posisinya berada pada ketinggian. Dalam kawasan agrowisata Pango-Pango terdapat penerapan aplikasi agroforestry oleh masyarakat. Agrowisata pango-pango memiliki prinsip pelestarian lingkungan, kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat serta&nbsp; pelestarian adat dan budaya. Kawasan Agrowisata Pango-Pango berada jauh dari Ibu Kota Provinsi yaitu berjarak 284 Km. walaupun agrrowisata Pango-pango jauh dari ibukota, tetapi akses ke lokasi mudah diakses oleh pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui indeks kelayakan Agrowisata Pango-pango sebagai kawasan ekowisata. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara terstruktur dengan responden. Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh&nbsp; masyarakat Kelurahan Tosapan berjumlah 1194 jiwa dengan jumlah sampel 43 jiwa, pengunjung 21 jiwa dan Pemerintah yaitu Lurah Tosapan, dan kepala Dinas Pariwisata Tana Toraja. Variabel dalam penelitian ini menggunakan Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kriteria daya tarik mencapai 70,83%, aksesibilitas 47,22%, akomodasi 100%, sarana dan prasarana 100%, keamanan 79,16%, kondisi lingkungan masyarakat 83,33%, dan hubungan dengan objek wisata lain 77,21%. Berdasarkan analisis ADOTWA, Kawasan Agrowisata Pango-pango layak untuk dikembangkan dengan tingkat kelayakan sebesar 72,59%. Namun, dari kriteria aksesibilitas belum layak karena kondisi jalan menuju objek wisata masih belum memadai dan jarak dari Ibu Kota ke objek wisata diaktegorikan jauh.</p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: analisis kelayakan, agrowisata, ekowisata, wisata, Pango-</em><em>P</em><em>ango</em></p> <p>&nbsp;</p> 2024-01-11T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Celebica Jurnal Kehutanan Indonesia